HAIINDONESIA.COM – Menjelang pengumuman pemenang Pilpres 2024 beredar isu yang menyebutkan dukungan terhadap calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi Ketua Umum Partai Golkar
Bukan hanya Gibran, ayahnya yaitu Presiden Jokowi pun disebut berpeluang besar untuk menempati posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Bagamana penjelasan mengenai persoalan ini? Gibran juga angkat suara terkait hal tersebut.
Menurutnya, nmasih banyak tokoh senior yang lebih layak menempati posisi tersebut.
Baca Juga:
Intervensi Penyaluran Bantuan Pangan Beras Bisa Mengerem Harga Beras, Ini Harapan Presiden Jokowi
Puan Maharani Ditetapkan Sebagai Ketua DPR RI Periode 2024-2029 dalam Rapat Paripurna di Senayan
“Enggaklah, ya biar yang senior-senior. Yang lebih pengalaman saja,” katanya.
Mengenai kemungkinan penunjukannya sebagai ketua baru, ia mengaku tidak mengetahui proses pemilihannya.
Baca artikel lainnya di sini : Jemaat Gereja Regina Pacis Magetan Donor Darah, Topang Umat Muslim Ibadah Puasa Ramadan
“Ya saya nggak tahu ya prosesnya di sana seperti apa. Yang jelas masih banyak tokoh senior,” katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024).
Baca Juga:
Polisi Tangkap 5 Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang, 2 Orang Jadi Tersangka Termasuk Korlap
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical sudah bersuara soal isu itu.
Lihat juga konten video, di sini : Hujan dengan Intensitas Tinggi, Sebanyak 4 Kecamatan Terendam Banjir di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat
Ical mengatakan Jokowi atau Gibran dapat bergabung menjadi kader Golkar.
Tapi, belum tentu jadi ketua umumnya karena Golkar punya AD/ART atau aturan internal partai yang mengatur syarat jadi ketua umum.
Baca Juga:
Turunkan Angka Susut dan Sisa Pangan Jadi Komitmen Badan Pangan Nasional dan Stakeholder Pangan
“Kalau (jadi) ketum itu ada aturannya. (Harus kaderisasi selama lima tahun) ya dong.”
“Namanya juga organisasi,” kata Ical di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/2/2024).
Ical menyebut ada jalan lain bagi Jokowi dan Gibran untuk menduduki kursi tertinggi di Golkar.
Yakni, jika Golkar di semua provinsi menginginkan Jokowi atau Gibran jadi ketua umumnya atau dengan mengubah aturan AD/ART di internal partai.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Ical memandang perubahan AD/ART itu mungkin saja. Perubahan AD/ART harus mendapat persetujuan dari pengurus Golkar dari semua provinsi di Indonesia.
“(Ubah AD/ART untuk Jokowi atau Gibran jadi ketua umum Golkar) ya mungkin saja kalau mau. Kalau seluruh (pengurus Golkar) di seluruh daerah mau, ya mau,” kata Ical.
Ical mengatakan jika tidak dapat melalui jalan itu, Jokowi atau Gibran masih berpeluang jadi Ketua Golkar.
Jalan terakhir yang dapat dilalui adalah kaderisasi selama lima tahun, seperti kader Golkar lainnya.***
Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita nasional Hallopresiden.com
Sempatkan juga untuk. membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Haiidn.com dan Infoesdm.com
Untuk kebutuhan publikasi press release di portal berita ini, atau serentak di puluhan media online lainnya, dapat menghubungi (WhatsApp) Jasasiaranpers.com:
08531 555 7788, 08781 555 7788, 08191 555 7788, 0811 115 7788.