INDONESIA, negeri dengan ribuan pulau di jalur Cincin Api Pasifik, tengah menghadapi rentetan bencana yang mencengangkan dalam 24 jam terakhir.
Apalagi ketika hujan deras, suhu panas, dan aktivitas vulkanik berpadu dalam harmoni yang mengancam.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sedikitnya 19 kejadian bencana dari pukul 07.00 WIB tanggal 14 Juli hingga pukul 07.00 WIB tanggal 15 Juli 2025.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Mempersoalkan Status ‘Safe House’ Ketua KPK Firli Bahuri: Gratifikasi, Suap, atau Pemerasan?
Bangsa Bersatu dalam Doa: Istighosah Jemaah Nahdlatul Aulia di Jakarta
Usai Longsor di Desa Tribhuana, Kabupaten Karangasem, Seorang Warga Masih dalam Pencarian

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagian besar terkait dampak langsung anomali cuaca yang telah lama diperingatkan para klimatolog.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menegaskan bahwa bencana adalah urusan bersama.
“Bencana adalah urusan bersama, karena itu konsolidasi dan koordinasi seluruh pihak mutlak dilakukan sejak pencegahan hingga pemulihan”, kata Abdul Muhari.
Narasi krisis iklim kini nyata di hadapan kita, tak lagi sekadar angka statistik atau proyeksi model iklim para peneliti, tetapi telah menjadi kisah manusia yang kehilangan rumah, lahan, bahkan nyawa akibat pola cuaca yang kian ekstrem.
Laporan Terkini Dampak Banjir yang Melanda Dari Kolaka Hingga Karawang
Banjir menjadi pembuka kisah bencana dalam laporan BNPB, yang melanda dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, yakni Kolaka Timur dan Muna Barat.
Di Kolaka Timur, banjir merendam 87 hektare sawah di Desa Lowa, Kecamatan Lambandia dan Desa Tumbudadio, Kecamatan Tirawuta, akibat hujan lebat yang turun berhari-hari, namun kini air mulai surut meninggalkan lumpur tebal.
Sementara itu, di Muna Barat, banjir lebih parah terjadi di tiga desa dan satu kelurahan di Kecamatan Kusambi, menyebabkan 49 kepala keluarga terdampak, 5 kepala keluarga mengungsi, serta 49 rumah rusak, dan status tanggap darurat masih berlaku hingga 18 Juli 2025.
Banjir besar juga melanda Kabupaten Karawang di Jawa Barat, menenggelamkan rumah-rumah warga dengan ketinggian air antara 30 hingga 100 sentimeter, berdampak pada lebih dari 3.490 jiwa.
Status siaga darurat di Karawang telah ditetapkan hingga 31 Agustus 2025, dengan pendampingan dari BNPB untuk membantu masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang meluap.
“Anomali cuaca memicu curah hujan yang tak menentu dan lebih deras dari biasanya, melampaui kapasitas sungai-sungai kita,” jelas Abdul Muhari.
Erupsi Gunung Lewotobi dan Kebakaran Hutan Mewarnai Ancaman Bencana
Sementara masyarakat di daratan menghadapi banjir, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, bergolak, memuntahkan abu vulkanik yang menyelimuti desa-desa sekitar dan memaksa lebih dari 4.000 warga mengungsi.
Erupsi ini telah merenggut 10 korban jiwa hingga saat ini, sementara status tanggap darurat diperpanjang hingga 14 Agustus 2025, kendati para vulkanolog melaporkan penurunan aktivitas kegempaan di kawah.
Sebagaimana dijelaskan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, “Meski letusan berkurang intensitasnya, masyarakat diimbau tetap berada di zona aman yang telah ditentukan”.
Di sisi lain, panas dan kemarau panjang memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan Tengah, yang kini menjadi pusat perhatian karena luas lahan terbakar terus bertambah.
Karhutla terbesar terjadi di Riau, menghanguskan lebih dari 461 hektare, dengan tambahan 11 hektare lahan terbakar dalam 24 jam terakhir yang masih dipadamkan tim satgas gabungan.
Di Kalimantan Tengah, area terbakar mencapai 111 hektare, namun penambahan titik api sebesar 6,5 hektare berhasil dipadamkan, menunjukkan kerja cepat petugas di lapangan meski ancaman tetap tinggi.
“Deteksi dini adalah kunci, jangan biarkan api kecil menjadi bencana besar,” tegas Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB dalam siaran resminya .
Anomali Iklim Sebagai Pemicu Utama Krisis Lingkungan Berlapis
Fenomena ini memperlihatkan wajah nyata dari apa yang oleh para ilmuwan disebut sebagai anomali iklim, yaitu penyimpangan pola cuaca dari kondisi normal yang dipicu oleh pemanasan global.
Anomali iklim, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ditandai oleh suhu yang lebih panas atau lebih dingin, hujan yang tak terduga, kekeringan, atau bencana ekstrem lainnya.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kombinasi antara laju deforestasi, praktik pembakaran lahan, dan perubahan iklim membuat Indonesia rentan terhadap banjir bandang, longsor, dan karhutla, mencerminkan kompleksitas masalah lingkungan saat ini.
Menurut BMKG, gelombang panas lokal yang melanda sebagian Sumatera dan Kalimantan turut memperburuk risiko kebakaran lahan gambut yang menyimpan karbon tinggi.
Upaya Mitigasi dan Ajakan Kesadaran Bersama Demi Masa Depan
Di tengah tantangan tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk ikut serta dalam pencegahan dengan cara sederhana namun vital, seperti tidak membuka lahan dengan membakar, tidak membuang puntung rokok sembarangan, dan melapor jika melihat titik api.
Patroli rutin, pemanfaatan menara pengawas, pos jaga, serta memantau prakiraan cuaca secara berkala menjadi bagian penting dalam strategi mitigasi yang didorong pemerintah pusat dan daerah.
Pesan moral yang disampaikan dalam setiap bencana ini bukan hanya tentang menghitung korban dan kerugian, tetapi juga tentang kesadaran kolektif menjaga bumi yang rapuh ini dari kerusakan yang lebih besar.
Seperti disampaikan Abdul Muhari dalam siaran resmi BNPB, “Bencana tidak pandang bulu, dan hanya bisa kita atasi bersama dengan gotong royong”.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Hilirisasinews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Halloupdate.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatimraya.com dan Hellocianjur.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center